Dengan
mengandalkan kapal yang sangat sederhana, harus melewati hamparan lautan. Badai
datang sewaktu-waktu. Dan itu berarti berarti nyawa harus siap menjadi taruhan.
Kelelahan yang sudah tak terbayangkan lagi.
Lapar dan dahaga sudah pasti dialami. Kendati demikian kapal harus tetap
berjalan maju. Maju untuk menemukan jiwa-jiwa untuk diselamatkan. Dari semangat
yang berkobar-kobar inilah pada saat ini kita bisa merasakan keindahan hidup di
hadapan Tuhan. Iman yang kita miliki sekarang ini, adalah buah-buah perjuangan
para pendahulu kita. Perjuangan yang tanpa kenal lelah. Perjuangan yang tanpa
mempedulikan lagi keselamatan diri sendiri.
Sungguh
merupakan panorama kehidupan yang sangat agung, jika semangat yang sama kita
miliki. Tuhan saat ini tidak memiliki tangan lagi, tangan kitalah yang
diharapkan menjadi tanganNya. Tuhan saat ini tidak memiliki kaki lagi, kaki
kitalah yang diharapkan menjadi kakiNya. Tuhan saat ini tidak memiliki mata dan
telinga lagi, mata dan telinga kitalah yang diharapkan menjadi mata dan
telingaNya. Siapkah kita?
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !