Pohon yang di kedalaman tanah memiliki akar yang sehat dan kuat, di atas
permukaaan tanah pohon itu pasti tampak tumbuh kokoh, sehat, dan kuat pula.
Akar yang sehat memungkinkan pohon menyerap unsur hara yang tersedia di dalam
tanah dan dibutuhkannya sebagai sumber nutrisi untuk tumbuh dan berkembang optimal.
Akar yang sehat berperanan penting bagi pohon agar tumbuh produktif, bermanfaat bagi manusia dan
lingkungan sekitarnya.
Sekalipun tidak dapat disamakan dengan pohon, karena
kita manusia dianugerahi akal budi dan banyak keistimewaan lain, namun kita
dapat belajar dari hidup sebatang pohon yang berakar sehat dan kuat.
Pertanyaannya, hidup berakar di dalam apa? Jawabannya
adalah hidup berakar kuat dan sehat di dalam relasi dengan Tuhan Allah kita.
Pertanyaan kedua, bagaimana mewujudkannya? Apakah
dengan memiliki pengetahuan luas dan dalam tentang kerohanian? Apakah dengan
rajin berdoa & beribadah? Rajin pelayanan?
Relasi selalu menyangkut hubungan langsung melalui
hati dan bukan lewat pengetahuan intelektual. Relasi yang erat, intim, dan
hangat dengan Tuhan tidak diukur oleh banyaknya pengetahuan rohani dan teologi
yang kita miliki, melainkan oleh keterhubungan hati denganNya. Semakin erat
hati kita terhubung padaNya, semakin erat pula relasi kita denganNya.
Relasi kita dengan Tuhan tidak pula diukur berdasarkan
frekuensi kita pergi ke tempat ibadah, atau dari seberapa sering kita berdoa,
melainkan dari keterarahan seluruh hati dan diri kita kepada Tuhan, baik dalam
doa maupun dalam hidup sehari-hari.
Sering kali kita datang kepada Tuhan hanya pada saat
kita menginginkan pertolonganNya karena sedang mengalami kesulitan. Doa
bukanlah ban serep yang kita keluarkan ketika mengalami kesulitan tetapi
merupakan kemudi yang mengarahkan kita ke jalan yang benar di sepanjang
kehidupan kita. Relasi dengan Tuhan tidak dapat dimaknai hanya pada permohonan
atau permintaan saja melainkan berbagi kehidupan.
Karya-karya Yesus mengalir dari kesatuan hatiNya
dengan Allah dan Ia berbagi kehidupan dengan kita. Kalau kita hidup dalam
kesatuan hati denganNya dan dalam komunitas bersama orang lain, maka kita tidak
bisa lain kecuali melayani. Pelayanan bukanlah sesuatu yang baru akan kita
kerjakan kemudian. Pelayanan adalah limpahan dari kasih kita kepada Allah dan
sesama. Relasi dengan Tuhan terutama adalah relasi dalam kasih.
Maka, orang yang berakar kuat dan sehat dalam
relasinya dengan Tuhan akan menampakkan senyum dan damai sejahtera
dikesehariannya sebagai buah dari pelayanannya, tanda bahwa ia berbagi
kehidupan. Ia tahan menghadapi kuatnya angin dan badai hidup karena sehat dan
kuat dalam iman, pengharapan, dan kasihnya akan Tuhan. Pendek kata, ia akan
menjadi manusia yang tumbuh optimal dan produktif tidak hanya bagi diri
sendiri, namun juga bagi semesta dan sesama. (mulla)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !